Kamis, 18 September 2014

AGAMA



Toleransi Beragama di Indonesia
Toleransi adalah suatu sikap atau perilaku manusia yang tidak menyimpang dari aturan, di mana seseorang menghargai atau menghormati setiap tindakan yang orang lain lakukan. Sikap toleransi sangat perlu dikembangkan karena manusai adalah makhluk sosial dan akan menciptakan adanya kerukunan hidup.
Salah satu hal yang membuat toleransi menjadi sangat penting adalah masalah hubungan manusia dengan manusia lain. Karena toleransi berkaitan dengan kehidupan orang lain, maka sebaiknya setiap individu menyadari bahwa toleransi adalah hal yang sangat penting.
Agama adalah hal yang sangat sensitif, karena berkaitan dengan keyakinan dan kata hati seseorang. Dan hal ini menjadi sangat krusial ketika memasuki ruang lingkup toleransi. Memang setiap agama mengajarkan dan memerintahkan setiap umatnya untuk menyebarkan agamanya, namun dengan cara yang juga tidak melanggar aturan dan tidak merugikan pihak lain. Namun pada kenyataannya banyak kejadian akhir-akhir ini yang terjadi di masyarakat yang berkaitan dengan masalah agama, terutama perbedaan keyakinan yang membuat umat agama lain mengecam atau bahkan menyerang umat agama lain karena perbedaan aturan agamanya.
Menteri Agama Suryadharma Ali menyatakan Indonesia merupakan bangsa yang memiliki kerukunan umat beragama terbaik di dunia. Alasannya, Pemerintah Indonesia membuat hari khusus untuk hari besar keagamaan. "Toleransi beragama yang paling toleran di dunia adalah Indonesia," kata Suryadharma di rumahnya, Jakarta, Selasa (16/7/2013).
Ia mencontohkan, hari besar agama menjadi hari libur nasional seperti Idul Fitri, Natal, Nyepi, dan Waisak, bahkan Hari Raya Imlek.
Sementara, Presiden SBY yang notabene beragama Islam, juga ikut merayakan semua hari besar keagamaan. "Presiden dan wakil presiden ikut merayakan karena beragama Islam. Tapi, Natal itu kan kan tanggal merah, tapi presiden dan wakil presiden kita yang beragama Islam ikut merayakan. Nah, sekarang tunjukkan kepada saya negara mana yang seperti itu. Amerika sekalipun (tidak ada). Inilah yang terbaik," tuturnya.
Namun, Suryadharma juga tak membantah masih ada berbagai konflik agama di Indonesia. Tapi, konflik itu, kata dia, adalah hal wajar. "Itu (konflik) wajar. Kenapa? karena fitrah manusia, diciptakan Allah termasuk di dalamnya ada sifat amarah. Sifat amarah diatur oleh agama. Hai, orang beriman, jangan cepat marah. Diatur juga oleh undang-undang. Tunjukkan di mana yang tidak ada konflik. Konflik itu wajar selama manusia dilengkapi sifat amarah," bebernya.
Ketua Umum PPP membeberkan, persoalan konflik agama tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di negara-negara lain. "Coba tunjukkan kepada saya negara yang paling maju dan masyarakatnya paling berdab di dunia ini di mana? Ayo tunjukkan negara yang tidak ada konflik sedikitpun. Enggak ada, karena itu saya bilang konflik itu wajar selama manusia dilengkapi sifat amarah. Yang menjadi tidak wajar itu adalah tukang kipas, tukang kompor," paparnya (TRIBUNnews.com – Rab, 17 Jul 2013).
Sejumlah kerusuhan dan konflik sosial telah terjadi di berbagai daerah di Indonesia, beberapa tahun terakhir. Beberapa di antaranya berskala besar dan berlangsung lama, seperti kerusuhan di Ambon, (mulai 1998), Poso (mulai 1998), Maluku Utara (2000), dan beberapa tempat lain.
Kajian-kajian yang telah dilakukan mengatakan bahwa konflik di Maluku pada awalnya disebabkan oleh karena kesenjangan ekonomi dan kepentingan politik. Eskalasi politik meningkat cepat karena mereka yang bertikai melibatkan sentimen keagamaan untuk memperoleh dukungan yang cepat dan luas. Agama dalam kaitan ini bukan pemicu konflik, karena isu agama itu muncul belakangan (republika Rabu, 21 November 2012).
Sangat penting mengeluarkan fatwa tentang kerukunan umat beragama, sebab faktanya di Indonesia, perselisihan yang terjadi bukan hanya antarumat beragama, tetapi juga internal umat beragama. Kita hidup dalam negara yang penuh keragaman, baik dari suku, agama, maupun budaya. Untuk hidup damai dan berdampingan, tentu dibutuhkan toleransi satu sama lain
Toleransi sebuah sikap menghormati dan belajar dari orang lain, menghargai perbedaan, menjembatani  kesenjangan budaya, menolak stereotip yang tidak adil, sehingga tercapai kesamaan sikap dan Toleransi  juga adalah istilah dalam konteks  sosial, budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat.
Marilah kita renungkan dan amati suasana kehidupan bangsa Indonesia. Kita harus merasa bangga akan tanah air kita dan juga kita harus bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kita telah dikaruniai tanah air yang indah dengan aneka ragam kekayaan alam yang berlimpah ditambah lagi beraneka ragam suku, ras, adat istiadat, budaya, bahasa, serta agama dan lain-lainnya. Kondisi bangsa Indonesia yang pluralistis menimbulkan permasalahan tersendiri, seperti masalah Agama, paham separatisme, tawuran ataupun kesenjangan sosial. Dalam kehidupan masyarakat Indonesia, kerukunan hidup antar umat beragama harus selalu dijaga dan dibina. Kita tidak ingin bangsa Indonesia terpecah belah saling bermusuhan satu sama lain karena masalah agama.Toleransi antar umat beragama bila kita bina dengan baik akan dapat menumbuhkan sikap hormat menghormati antar pemeluk agama sehingga tercipta suasana yang tenang, damai dan tenteram dalam kehidupan beragama termasuk dalam melaksanakan ibadat sesuai dengan agama dan keyakinannya melalui toleransi diharapkan terwujud ketenangan, ketertiban serta keaktifan menjalankan ibadah menurut agama dan keyakinan masing-masing. Dengan sikap saling menghargai dan saling menghormati itu akan terbina kehidupan yang rukun, tertib, dan damai.
Contoh pelaksanaan toleransi antara umat beragama dapat kita lihat seperti:
·         Membangun jembatan,
·         Memperbaiki tempat-tempat umum,
·         Membantu orang yang kena musibah banjir,
·         Membantu korban kecelakaan lalu-lintas.
Jadi, bentuk kerjasama ini harus kita wujudkan dalam kegiatan yang bersifat sosial kemasyarakatan dan tidak menyinggung keyakinan agama masing-masing. Kita sebagai umat beragama berkewajiban menahan diri untuk tidak menyinggung perasaan umat beragama yang lain. Hidup rukun dan bertoleransi tidak berarti bahwa agama yang satu dan agama yang lainnya dicampuradukkan. Jadi sekali lagi melalui toleransi ini diharapkan terwujud ketenangan, ketertiban, serta keaktifan menjalankan ibadah menurut agama dan keyakinan masing-masing. Dengan sikap saling menghargai dan saling menghormati itu, akan terbina peri kehidupan yang rukun, tertib, dan damai. Dalam kehidupan sehari-hari Anda, apakah contoh-contoh toleransi antar umat beragama seperti diuraikan di atas telah Anda lakukan? Jika Anda telah melakukannya berarti Anda telah berperilaku toleran dan saling menghargai. Tetapi jika Anda tidak melakukannya berarti Anda tidak toleran dan tidak saling menghargai. Sikap seperti itu harus dijauhi.
Kehidupan berbangsa dan bernegara pada hakikatnya merupakan kehidupan masyarakat bangsa. Di dalamnya terdapat kehidupan berbagai macam pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda. Demikian pula di dalamnya terdapat berbagai kehidupan antar suku bangsa yang berbeda. Namun demikian perbedaan-perbedaan kehidupan tersebut tidak menjadikan bangsa ini tercerai-berai, akan tetapi justru menjadi kemajemukan kehidupan sebagai suatu bangsa dan Negara Indonesia. Oleh karena itu kehidupan tersebut perlu tetap dipelihara agar tidak terjadi disintegrasi bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar