Toleransi Beragama di Indonesia
Toleransi
adalah suatu sikap atau perilaku manusia yang tidak menyimpang dari aturan, di
mana seseorang menghargai atau menghormati setiap tindakan yang orang lain
lakukan. Sikap toleransi sangat perlu dikembangkan karena manusai adalah
makhluk sosial dan akan menciptakan adanya kerukunan hidup.
Salah
satu hal yang membuat toleransi menjadi sangat penting adalah masalah hubungan
manusia dengan manusia lain. Karena toleransi berkaitan dengan kehidupan orang
lain, maka sebaiknya setiap individu menyadari bahwa toleransi adalah hal yang
sangat penting.
Agama
adalah hal yang sangat sensitif, karena berkaitan dengan keyakinan dan kata
hati seseorang. Dan hal ini menjadi sangat krusial ketika memasuki ruang
lingkup toleransi. Memang setiap agama mengajarkan dan memerintahkan setiap
umatnya untuk menyebarkan agamanya, namun dengan cara yang juga tidak melanggar
aturan dan tidak merugikan pihak lain. Namun pada kenyataannya banyak kejadian
akhir-akhir ini yang terjadi di masyarakat yang berkaitan dengan masalah agama,
terutama perbedaan keyakinan yang membuat umat agama lain mengecam atau bahkan
menyerang umat agama lain karena perbedaan aturan agamanya.
Menteri
Agama Suryadharma Ali menyatakan Indonesia merupakan bangsa yang memiliki
kerukunan umat beragama terbaik di dunia. Alasannya, Pemerintah Indonesia
membuat hari khusus untuk hari besar keagamaan. "Toleransi beragama yang
paling toleran di dunia adalah Indonesia," kata Suryadharma di rumahnya,
Jakarta, Selasa (16/7/2013).
Ia
mencontohkan, hari besar agama menjadi hari libur nasional seperti Idul Fitri,
Natal, Nyepi, dan Waisak, bahkan Hari Raya Imlek.
Sementara,
Presiden SBY yang notabene beragama Islam, juga ikut merayakan semua hari besar
keagamaan. "Presiden dan wakil presiden ikut merayakan karena beragama
Islam. Tapi, Natal itu kan kan tanggal merah, tapi presiden dan wakil presiden
kita yang beragama Islam ikut merayakan. Nah, sekarang tunjukkan kepada saya
negara mana yang seperti itu. Amerika sekalipun (tidak ada). Inilah yang
terbaik," tuturnya.
Namun,
Suryadharma juga tak membantah masih ada berbagai konflik agama di Indonesia.
Tapi, konflik itu, kata dia, adalah hal wajar. "Itu (konflik) wajar.
Kenapa? karena fitrah manusia, diciptakan Allah termasuk di dalamnya ada sifat
amarah. Sifat amarah diatur oleh agama. Hai, orang beriman, jangan cepat marah.
Diatur juga oleh undang-undang. Tunjukkan di mana yang tidak ada konflik.
Konflik itu wajar selama manusia dilengkapi sifat amarah," bebernya.
Ketua
Umum PPP membeberkan, persoalan konflik agama tidak hanya terjadi di Indonesia,
tapi juga di negara-negara lain. "Coba tunjukkan kepada saya negara yang
paling maju dan masyarakatnya paling berdab di dunia ini di mana? Ayo tunjukkan
negara yang tidak ada konflik sedikitpun. Enggak ada, karena itu saya bilang
konflik itu wajar selama manusia dilengkapi sifat amarah. Yang menjadi tidak
wajar itu adalah tukang kipas, tukang kompor," paparnya
(TRIBUNnews.com – Rab, 17 Jul 2013).
Sejumlah
kerusuhan dan konflik sosial telah terjadi di berbagai daerah di Indonesia,
beberapa tahun terakhir. Beberapa di antaranya berskala besar dan berlangsung
lama, seperti kerusuhan di Ambon, (mulai 1998), Poso (mulai 1998), Maluku Utara
(2000), dan beberapa tempat lain.
Kajian-kajian
yang telah dilakukan mengatakan bahwa konflik di Maluku pada awalnya disebabkan
oleh karena kesenjangan ekonomi dan kepentingan politik. Eskalasi politik
meningkat cepat karena mereka yang bertikai melibatkan sentimen keagamaan untuk
memperoleh dukungan yang cepat dan luas. Agama dalam kaitan ini bukan pemicu
konflik, karena isu agama itu muncul belakangan (republika Rabu, 21 November
2012).
Sangat
penting mengeluarkan fatwa tentang kerukunan umat beragama, sebab faktanya di
Indonesia, perselisihan yang terjadi bukan hanya antarumat beragama, tetapi
juga internal umat beragama. Kita hidup dalam negara yang penuh keragaman,
baik dari suku, agama, maupun budaya. Untuk hidup damai dan berdampingan, tentu
dibutuhkan toleransi satu sama lain
Toleransi
sebuah sikap menghormati dan belajar dari orang lain, menghargai perbedaan,
menjembatani kesenjangan budaya, menolak stereotip yang tidak adil,
sehingga tercapai kesamaan sikap dan Toleransi juga adalah istilah dalam
konteks sosial, budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang
melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak
dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat.
Marilah
kita renungkan dan amati suasana kehidupan bangsa Indonesia. Kita harus merasa
bangga akan tanah air kita dan juga kita harus bersyukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Kita telah dikaruniai tanah air yang indah dengan aneka ragam kekayaan
alam yang berlimpah ditambah lagi beraneka ragam suku, ras, adat istiadat,
budaya, bahasa, serta agama dan lain-lainnya. Kondisi bangsa Indonesia yang
pluralistis menimbulkan permasalahan tersendiri, seperti masalah Agama, paham
separatisme, tawuran ataupun kesenjangan sosial. Dalam kehidupan masyarakat
Indonesia, kerukunan hidup antar umat beragama harus selalu dijaga dan dibina.
Kita tidak ingin bangsa Indonesia terpecah belah saling bermusuhan satu sama
lain karena masalah agama.Toleransi antar umat beragama bila kita bina dengan
baik akan dapat menumbuhkan sikap hormat menghormati antar pemeluk agama
sehingga tercipta suasana yang tenang, damai dan tenteram dalam kehidupan
beragama termasuk dalam melaksanakan ibadat sesuai dengan agama dan
keyakinannya melalui toleransi diharapkan terwujud ketenangan, ketertiban serta
keaktifan menjalankan ibadah menurut agama dan keyakinan masing-masing. Dengan
sikap saling menghargai dan saling menghormati itu akan terbina kehidupan yang
rukun, tertib, dan damai.
Contoh
pelaksanaan toleransi antara umat beragama dapat kita lihat seperti:
·
Membangun jembatan,
·
Memperbaiki tempat-tempat umum,
·
Membantu orang yang kena musibah banjir,
·
Membantu korban kecelakaan lalu-lintas.
Jadi, bentuk
kerjasama ini harus kita wujudkan dalam kegiatan yang bersifat sosial
kemasyarakatan dan tidak menyinggung keyakinan agama masing-masing. Kita
sebagai umat beragama berkewajiban menahan diri untuk tidak menyinggung
perasaan umat beragama yang lain. Hidup rukun dan bertoleransi tidak berarti
bahwa agama yang satu dan agama yang lainnya dicampuradukkan. Jadi sekali lagi
melalui toleransi ini diharapkan terwujud ketenangan, ketertiban, serta
keaktifan menjalankan ibadah menurut agama dan keyakinan masing-masing. Dengan
sikap saling menghargai dan saling menghormati itu, akan terbina peri kehidupan
yang rukun, tertib, dan damai. Dalam kehidupan sehari-hari Anda, apakah
contoh-contoh toleransi antar umat beragama seperti diuraikan di atas telah Anda
lakukan? Jika Anda telah melakukannya berarti Anda telah berperilaku toleran
dan saling menghargai. Tetapi jika Anda tidak melakukannya berarti Anda tidak
toleran dan tidak saling menghargai. Sikap seperti itu harus dijauhi.
Kehidupan
berbangsa dan bernegara pada hakikatnya merupakan kehidupan masyarakat bangsa.
Di dalamnya terdapat kehidupan berbagai macam pemeluk agama dan penganut
kepercayaan yang berbeda-beda. Demikian pula di dalamnya terdapat berbagai
kehidupan antar suku bangsa yang berbeda. Namun demikian perbedaan-perbedaan
kehidupan tersebut tidak menjadikan bangsa ini tercerai-berai, akan tetapi
justru menjadi kemajemukan kehidupan sebagai suatu bangsa dan Negara Indonesia.
Oleh karena itu kehidupan tersebut perlu tetap dipelihara agar tidak terjadi
disintegrasi bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar